Profil Desa Bugisan
Ketahui informasi secara rinci Desa Bugisan mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Bugisan, Prambanan, Klaten. Dikenal sebagai "Desa Wisata Candi Kembar Plaosan", menelisik geliat pariwisata berbasis warisan budaya, kreativitas UMKM lokal dan pesona agraris yang menyatu dengan salah satu candi terindah di Indonesia.
-
Rumah bagi Candi Plaosan
Desa Bugisan merupakan lokasi berdirinya Candi Plaosan Lor dan Kidul yang megah, sebuah kompleks percandian Buddha yang menjadi daya tarik utama dan pusat dari identitas pariwisata desa ini.
-
Pariwisata Berbasis Komunitas dan Budaya
Masyarakat desa melalui Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) secara aktif mengelola dan mengembangkan berbagai paket wisata budaya dan alam, menjadikan desa sebagai destinasi yang utuh, bukan hanya tempat candi berada.
-
Ekonomi Kreatif yang Tumbuh Bersama Wisata
Kehadiran Candi Plaosan telah menumbuhkan ekosistem ekonomi kreatif yang dinamis, mulai dari UMKM kuliner khas, kerajinan tangan, hingga jasa penyewaan kostum dan properti foto.
Di tengah hamparan sawah yang subur di Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Desa Bugisan berdiri sebagai penjaga salah satu mahakarya arsitektur kuno paling romantis di Nusantara: Candi Plaosan. Lebih dari sekadar lokasi, Bugisan adalah rumah bagi "Candi Kembar" yang mempesona tersebut. Desa ini telah bertransformasi menjadi sebuah desa wisata yang hidup, di mana masyarakatnya secara aktif merangkai pesona cagar budaya, keindahan alam pedesaan, dan kreativitas lokal menjadi sebuah pengalaman wisata yang otentik dan berkesan.
Geografi yang Menyatu dengan Warisan Dunia
Desa Bugisan menempati lokasi yang istimewa, hanya sekitar dua kilometer di sebelah timur laut dari kompleks Candi Prambanan. Namun daya tarik utamanya berada tepat di jantung desa itu sendiri, yakni kompleks Candi Plaosan Lor dan Candi Plaosan Kidul. Luas wilayah Desa Bugisan sekitar 2,80 kilometer persegi, di mana lanskapnya didominasi oleh lahan pertanian padi yang subur dengan latar belakang candi-candi batu yang megah.
Batas-batas wilayahnya meliputi:
Sebelah Utara: Berbatasan dengan Desa Taji
Sebelah Timur: Berbatasan dengan Desa Nglengkong (Kabupaten Sleman)
Sebelah Selatan: Berbatasan dengan Desa Tlogo
Sebelah Barat: Berbatasan dengan Desa Randusari
Pemandangan di Bugisan menyajikan sebuah harmoni visual yang luar biasa, di mana stupa-stupa Candi Buddha menjulang di antara hijaunya tanaman padi. Keberadaan candi yang menyatu dengan kehidupan agraris masyarakat inilah yang menjadi daya tarik unik dan memberikan pengalaman wisata yang berbeda dari destinasi cagar budaya lainnya.
Pariwisata Berbasis Komunitas: Jantung Perekonomian Desa
Perekonomian Desa Bugisan sangat bergantung pada sektor pariwisata yang berpusat di Candi Plaosan. Namun, masyarakat tidak hanya menjadi penonton pasif. Melalui Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) yang sangat aktif, warga desa menjadi aktor utama dalam mengelola dan memperkaya pengalaman wisatawan.
Inisiatif pariwisata berbasis komunitas ini melahirkan berbagai produk wisata unggulan:
Paket Tur Desa: Wisatawan tidak hanya diajak mengunjungi candi, tetapi juga berkeliling desa menggunakan andong, sepeda, atau mobil golf untuk melihat aktivitas petani, belajar membuat kerajinan, dan mencicipi kuliner lokal.
Penyewaan Kostum dan Properti Foto: Melihat tren fotografi di kalangan wisatawan, warga menyediakan jasa penyewaan pakaian tradisional Jawa (lurik dan kebaya) serta properti foto lainnya, yang memungkinkan pengunjung mengabadikan momen dengan latar Candi Plaosan secara lebih tematik.
Pengembangan Spot Wisata Pendukung: Selain candi utama, Pokdarwis mengembangkan spot-spot lain seperti taman bunga musiman dan jalur sepeda persawahan untuk memberikan alternatif aktivitas bagi pengunjung.
"Kami ingin wisatawan yang datang ke Plaosan juga merasakan kehidupan di desa kami. Candi adalah jantungnya, tapi desa adalah tubuhnya yang memberikan pengalaman utuh," kata seorang anggota Pokdarwis Bugisan.
Geliat UMKM dan Ekonomi Kreatif
Efek domino dari pariwisata Candi Plaosan terasa kuat pada sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Desa Bugisan. Geliat ekonomi kreatif ini menjadi penopang penting bagi pendapatan warga di luar sektor pertanian.
Berbagai UMKM yang tumbuh subur di antaranya:
Kuliner Khas: Banyak warung dan industri rumahan yang memproduksi makanan khas seperti
Tahu Bacem Plaosan, aneka pecel, dan minuman tradisional seperti wedang jahe.Kerajinan Tangan: Para pengrajin lokal membuat miniatur candi, gantungan kunci, dan produk-produk lain yang terinspirasi dari relief Candi Plaosan untuk dijual sebagai cenderamata.
Jasa dan Akomodasi: Munculnya homestay dan jasa pemandu wisata lokal juga turut menambah variasi peluang ekonomi bagi warga.
Geliat UMKM ini tidak hanya memberikan manfaat ekonomi, tetapi juga memperkuat identitas Desa Bugisan sebagai destinasi yang memiliki produk lokal yang khas dan berkualitas.
Menjaga Keseimbangan di Tengah Popularitas
Popularitas Candi Plaosan yang terus meningkat, terutama di kalangan kaum muda dan pengguna media sosial, membawa tantangan tersendiri bagi Desa Bugisan. Pengelolaan jumlah pengunjung yang membludak, penataan parkir dan pedagang, serta isu kebersihan menjadi pekerjaan rumah yang harus terus-menerus ditangani.
Tantangan lainnya adalah menjaga agar pengembangan pariwisata tidak menggerus lahan pertanian produktif yang menjadi identitas agraris desa. Pemerintah desa bersama masyarakat berupaya keras mencari titik keseimbangan, di mana pariwisata dapat terus tumbuh secara berkelanjutan tanpa merusak pesona alam dan keaslian budaya yang menjadi modal utamanya.
Dengan semangat kebersamaan dan kreativitas yang terus diasah, Desa Bugisan membuktikan diri sebagai contoh sukses pengelolaan desa wisata berbasis cagar budaya, di mana warisan leluhur tidak hanya dilestarikan, tetapi juga menjadi sumber kehidupan dan kebanggaan bagi generasi masa kini.
